HMI Singaraja Gelar Semnas Antiradikalisme, Mahasiswa islam Penangkal Aliran Radikal

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px


 

HMI Singaraja Gelar Semnas Antiradikalisme, Mahasiswa islam Penangkal Aliran Radikal

Kalingga
Senin, 26 Maret 2018









SINGARAJA (Duta-Bali). Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja, dalam upaya untuk menguatkan rasa nasionalisme, pemahaman, toleransi bahwa islam yang sebenarnya adalah penuh dengan ajaran kedamaian, kembali menggelar Seminar Nasional dengan tajuk “Mewaspadai Gerakan Radikalisme dan Terrorisme Yang Mengaku Sebagai Mujahid” di Gedung Dekopinda Singaraja, Bali, pada Minggu (25/3).





Menurut KH. Taufiq Asyadi sebagai salah satu narasumber menyatakan bahwa bahwa ummat islam saat ini jangan sampai terlibat dalam urusan paksa memaksa keyakinan pada ummat lain, itulah sebagai wujud toleransi dan bentuk islam rahmatan lil alamien.


"Pentingnya antar ummat untuk saling menghargai dan tidak memaksakan keyakinannya kepada ummat lain", ujar Ketua MUI Bali tersebut





Undangan  yang hadir adalah lintas agama, organisasi kemasyarakatan dan kemahasiswaan.Noris juga menjelaskan, bahwa situasi di Singaraja, sendiri sampai saat ini masih berjalan kondusif. Memang sebelumnya ada HTI yang merupakan organisasi trasnasional, dan itu bukan wajah islam yang sesungguhnya.




Ketua HMI Cabang Singaraja, Harian Noris Saputra,  sebelum seminar dimulai menegaskan bahwa tujuan dari seminar nasional itu adalah ingin menguatkan kembali bahwa kota Singaraja yang selama ini telah terbangun nasionalisme yang kuat. "Kami ingin menampilkan dan menunjukan bahwa Islam itu rahmatan lil alamin dan penuh kedamian" kata Noris.




Ketua KNPI Buleleng I Putu Parma, S.ST adalah juga merupakan dosen di Universitas Negeri Ganaesha (Undiksha) sempat hadir pada kesemptan tersebut dan didapuk memberikan sambutan kepada ratusan peserta yang hadir.





Dalam sambutannya, ia banyak mengeksplorasi bagaimana kedekatannya dengan masyarakat muslim ditempat kelahirannya di NTB.





“Saya lahir di Mataram, saya tahu betul bagaimana kedamaian dan toleransi di Bumi seribu Masjid, sehingga begitu juga kedekatan saya dengan HMI sebagai salah satu organisasi Moderat yang bergandengan tangan bersama-sama dengan ormas lainnya menangkal arus radikalisme di Bali,” tegas Dosen di Undiksha Bali ini.








Sedangkan dari kalangan pendidik dihadirkan sosok Lewak Karma, selaku pemateri dari akademisi muslim buleleng menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam menangkal gerakan radikal dan menyebarkan Islam yang Rahmat.


"Islam itu rahmat, dan anda -anda sebagai mahasiswa wajib menyebarluaskan islam yang rahmatal lil alamien, sekaligus menjadi penangkal lahirnya gerakan-gerakan radikal," tegas Ketua MD KAHMI Buleleng itu.





Dalam seminar tersebut dipandu oleh 3 (tiga) Narasumber yakni akademisi Lewak Karma, M.Pd, H. Taufik Asyari ( Ketua MUI Provinsi Bali) dan H. Maksum Amien yang dikenal sebagai Tokoh NU di kabupaten Buleleng. (Red)