Sekjen JPMI Bali Bagikan Ilmu Bisnis & Motivasi Generasi Millenial Untuk Memulai Berwirausaha -->

Advertisement

DUKUNG JURNALISME BERKUALITAS DENGAN BERIKLAN DI KABAR BULELENG

Sekjen JPMI Bali Bagikan Ilmu Bisnis & Motivasi Generasi Millenial Untuk Memulai Berwirausaha

Kalingga
Minggu, 26 Juli 2020


Bali. 
 Saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang memutus hubungan kerja  dan merumahkan ribuan karyawannya di tengah pandemi covid-19. Akibatnya banyak pegawai yang harus memutar otak untuk bertahan hidup untuk mendapatkan penghasilan. Salah satunya adalah dengan memulai bisnis dan berwirausaha.

 Sebagai generasi millenial tentu memulai sebuah bisnis dengan berwirausaha akan bingung memulainya .

Apalagi jika belum memiliki jam terbang tinggi. Melihat kondisi tersebut Komunitas Turun Tangan Regional Bali kembali mengadakan  Sharing Online#7 dengan tema "Menangkap Peluang Bisnis Anak Muda di Era New Normal. Sharing Online#7 diadakan di grup Whatsapp pada hari Sabtu (25/7/2020) pukul 20.00 wita hingga selesai. Agenda Sharing Online#7 mendaulat  Eko Teguh dari  Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) Provinsi Bali sebagai narasumber. Sedangkan acara acara ini dimoderatori oleh Nila Riehma (Turun Tangan Bali).

Eko Teguh dikenal sebagai pebisnis di bidang jual beli laptop dan suku cadang software di salah satu Mall ternama di Kota Denpasar. Sebelumnya ia adalah seorang pekerja full  time di Perusahaan software house milik WNA Jerman.

Ia mengenal dunia perkomputeran sejak duduk di bangku kelas 3 SML sekitar tahun 1996. Salah satu  motivasi memulai usaha adalah supaya bisa mempunyai kebebasan waktu. Mempunyai sebuah usaha juga menjadikan waktu seseorang menjadi flexible tidak terikat jam kantor. Selain itu jika seseorang memiliki usaha seseorang bisa mempunyai penghasilan tidak terbatas.

"Dari hasil usaha  kita juga bisa mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua. Yakinlah, orang tua kalian akan sangat bangga apabila anaknya bisa mandiri tanpa bergantung kepada orang tua. Selain itu, anak-anak muda itu, menurutku sih, pikirannya fresh. Berpikirnya selalu out of the box.Bisa menghasilkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya.Jangan gengsi untuk memulai usaha. Menjadi pengusaha itu keren lho. Keren banget malah. Jangan membayangkan hanya yang necis dan kantoran saja yang keren. Menjadi pengusaha yang "koloran" juga keren. Jangan pernah minder mempunyai usaha apa pun" tutur pria berusia 39 tahun ini.

Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk membangun mental usaha

Pertama adalah Reason atau alasan. Cari alasan yang sangat kuat, sehingga mau tidak mau, bisa tidak bisa, kalian akan menjadi pengusaha. Alasan ini boleh emosional. Seperti memberi manfaat bagi orang banyak, dll. Terus gali sehingga terpatri kuat di pikiran bahwa takdir saya adalah menjadi pengusaha, bukan yang lainnya.

Ketiga adalah believe atau keyakinan. Ini sangat diperlukan oleh seorang yang mulai usaha. Sehingga tidak putus asa di tengah jalan. Kuatkan lagi reason-nya sehingga pada saat ada masalah di tengah jalan, kita kembali lagi kepada apa yang menjadi alasan kita menjadi pengusaha.

Keempat adalah passion. Passion ini bisa tercapai kalau apa yang kita kerjakan adalah apa yang kita cintai.

Dan yang kelima yang paling penting adalah Persistent alias tahan banting.
Memiliki semangat tidak mudah putus asa,tidak mudah menyerah, gigih daan ulet. Karena pada saat kita menjalankan usaha, pasti ada saja hambatannya. Hambatan ini tidak menjadikan kita menyerah dan putus asa.

Ada satu hal umum yang selalu dan sering ditanyakan oleh seseorang yang mau memulai usaha yaitu, darimana mendapatkan modal.

" Saya berani bilang uang bukanlah modal utama.Modal utamanya adalah skill dan trust. Kalau kalian punya skill dan trust, maka itu sudah cukup menjadi modal untuk menjalankan usaha.
 Banyak lho yang berhasil dengan modal seadanya. Atau bahkan tanpa modal. Apalagi di jaman sekarang yang serba online. Dan aku titip 1 hal kepada kalian. Jangan sekali-kali memulai usaha dengan bermodal hutang dari Bank"tegas Eko Teguh.

Eko Teguh memaparkan  bahwa bermodal hutang di Bank artinya adalah membayar kepastian dengan ketidakpastian. Kepastian pembayaran angsuran tiap bulan.

" Sekali lagi, jangan memulai usaha dengan bermodal hutang dari bank" tandasnya .

Berhutang di Bank diperbolehka jika seorang pengusaha sudah pada fase pengembangan usaha. Bukan pada fase memulai usaha. Narasumber dangat tidak menganjurkan membuka usaha dengan modal kartu kredit.

"Kartu kredit itu sangat kejam dan tidak masuk akal bagi pengusaha kalau dia menggunakan kartu kredit untuk modal usaha. Karena di atas kertas, perhitungannya sudah minus. Terus, kalau tidak berhutang, modal darimana? Kalau misalnya masih bisa pinjam ke orang tua, saudara, atau teman, thats fine.
Tapi ingat! jangan salah gunakan kepercayaan mereka. Terutama masalah uang. Akan lebih baik lagi kalau kalian menawarkan bagi hasil. Sehingga menjadi win-win solution atau jika memang memungkinkan, cari investor. Kalau di dunia start up digital namanya angel investor.
 Orang yang mau memodali ide kita" terang pria yang menjabat aebagak sekjen di JPMI Provinsi Bali ini.

Saat ini di Indonesia dibutuhkan banyak sekali anak-anak muda yang bersemangat yang mau membangun negara besar ini.

Salah satunya adalah melalui jalan membuka usaha dan menjadi pengusaha.

Negeri ini masih membutuhkan banyak sekali wirausaha-wirausaha muda seperti kita semua. (DH/Red)