Kabarbuleleng.com -- Pasangan calon ( Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Dr. Nyoman Sugawa Korry dan Dr. Gede Suardana punya visi besar Ingin menjadikan "Singaraja sebagai Kota Pendidikan".
Ini akan menjadi prioritasnya jika memenangkan Pilkada Buleleng, 27 November 2024. Sejumlah hal akan dilakukan agar keinginan tersebut benar-benar terwujud. Demikian disampaikan Calon Bupati Buleleng, Nyoman Sugawa Korry, dalam acara Uji Publik Calon Pemimpin Den Bukit di kampus Jl. Udayana, Sabtu (19/10/2024).
Diketahui Sebagai Moderator, Rektor Undiksha, Prof. Wayan Lasmawan dan Enam Guru Besar Undiksha dan Presiden Republik Mahasiswa Undiksha menjadi panelis dalam diskusi tersebut.
Dr Sugawa Korry yang juga Akademisi menyebut, jika selama ini sudah ada blueprint atau grand design Singaraja sebagai kota pendidikan. P pun akan minta disempurnakan. Misalnya, syarat apa yang harus dipenuhi untuk menjadikan kota Singaraja sebagai kota pendidikan. Tahapan-tahapan apa yang harus dilalui.
“Tentu nanti didukung dengan regulasi dalam bentuk peraturan daerah. Jadi wajib kota Singaraja menjadi kota pendidikan. Kenapa? Disamping akan mendorong kualitas pendidikan kita, kami yakin, kalau Singaraja bisa menjadi kota pendidikan, hampir 40 persen kegiatan pendidikan di Bali akan masuk di Singaraja,” jelas Sugawa Korry.
Menurutnya, Singaraja pernah menjadi pusat pendidikan sebelumnya ibukota Provinsi Bali dipindah ke Denpasar. Hampir semua profesor yang sudah pensiun, lahir dari pendidikan di Buleleng. Buleleng menjadi tempat pendidikan yang paling awal.
"Ahli-ahli pendidikan ada di Undiksha. Oleh karena itu, hal pertama yang akan dilakukan adalah menyusun grand design bagaimana bentuk yang ideal sebagai kota pendidikan. Dalam menyusun grand design tersebut kami mohon ijin kepada Rektor Undiksha untuk memilih guru-guru besar guna menyusun grand design Singaraja sebagai kota pendidikan dilengkapi dengan tenaga-tenaga ahli dari Yogya dan dari Malang," imbuhnya.
Dikatakan, dengan grand design tersebut, apa yang harus dilakukan dalam lima tahun pemerintahannya. Bukan hanya grand design, tetapi nanti juga dibuat dukungan regulasinya.
“Bagaimana kajian akademik tentang Perda Singaraja sebagai Kota Pendidikan, sehingga dengan demikian, jika grand design sudah menjadi perda di DPRD, maka kewajiban bagi kita untuk mewujudkan. Kewajiban bagi kita untuk mendukung dari segi anggaran. Menurut saya, itu tidak sulit karena kami punya Undiksha yang hebat ini,” tandasnya.
Berbarengan dengan itu, hal-hal yang kurang selama ini dalam bidang pendidikan di Buleleng harus disempurnakan. Misalnya, kata dia, guru-guru di Buleleng selama ini tidak mendapatkan insentif.
“Jangan dibandingkan dengan Badung, tapi dengan daerah setara seperti Karangasem. Di Karangasem guru-guru insentifnya Rp 1,2 juta satu bulan. Kenapa Buleleng tidak bisa? Kalau saya terpilih menjadi bupati, saya akan berikan kehormatan insentif kepada guru-guru setara dengan di daerah yang setara,” tegasnya.
Sementara calon Wakil Bupati Buleleng, Gede Suardana, menambahkan, Singaraja selalu punya mimpi sebagai kota pendidikan. Tapi ada daya sampai sekarang belum terbentuk. “Belum pernah Singaraja dideklarasikan oleh pemerintah sebagai kota pendidikan,” ujarnya.
Ia menyebutkan, ada empat kota pendidikan di Indonesia, yakni kota Bandung, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya. Bahkan, kata diaa, terakhir kabarnya Pamekasan juga deklarasi sebagai kota pendidikan.
“Masa Singaraja kalah dengan Pamekasan. Hari ini kami berkomitmen untuk mengajak Undiksha berlari secepatnya mewujudkan Singaraja sebagai kota pendidikan,” ujar Suardana.
Meski demikian, kata dia, tantangan untuk mewujudkan Singaraja sebagai kota pendidikan sangat berat. “Satu, indeks pembangunan manusia Buleleng peringkat 5 di Bali. Profesor banyak, dokter banyak, universitas juga banyak, tapi IPM Buleleng nomor 5,” tandasnya.(001)
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Dr. Nyoman Sugawa Korry dan Dr. Gede Suardana dalam acara Uji Publik Calon Pemimpin Den Bukit di kampus Jl. Udayana, Sabtu (19/10/2024).
Selain itu dengan gamblang ia ingin menjadikan bandara dengan maksud agar terjadi keseimbangan atas infrastrukr Utara dan Selatan.
" Bandara Ngurah Rai sudah overload dalam melayani 5 juta wisatawan dan secara analisa lahan tidak mungkin menghilangkan beberapa kelurahan atau desa untuk menambah runway," ucapnya .( TIM)