Menko Luhut Buka-bukaan Kenapa Indonesia Tak Pakai Strategi Lockdown

Advertisement

Masukkan script iklan 970x90px


 

Menko Luhut Buka-bukaan Kenapa Indonesia Tak Pakai Strategi Lockdown

Kalingga
Jumat, 10 Juli 2020

Sekali Muncul, Luhut Bilang Libas!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan menjelaskan bahwa pada saat ini perubahan dan pergolakan dunia dampak dari pandemi global covid-19, berlangsung sangat cepat dan dinamis.

Dia memaparkan mengenai sektor kesehatan, di mana menurut Luhut, pandemi ini sekaligus juga membuka mata banyak negara, tidak hanya Indonesia, akan tetapi sebagian besar negara menganggap pentingnya perhatian untuk kesehatan masyarakat.
Kita bangun kemandirian nasional di sektor kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp80 triliun, antara lain akan kita gunakan untuk mendorong kemandirian tersebut. Rencananya, Uni Emirat Arab sangat berminat untuk bekerja sama dengan perusahaan Indonesia guna memproduksi vaksin, dengan rencana produksi hingga 1 juta vaksin per tahun, untuk riset dan inovasi ke depan akan ada 3 negara yang akan bekerja sama,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (10/7/2020).

Indonesia, lanjut Menko Luhut pun harus menyesuaikan berbagai dinamika tersebut, tentunya dengan terfokus kepada pemulihan ekonomi sekaligus juga penanganan kesehatan masyarakat.

“Harus diakui, penanganan semakin baik walaupun kita tidak menafikan kekurangan yang ada dan itu selalu kita benahi, karena segala sesuatunya memang harus berhati-hati, apalagi ini untuk masyarakat. Contoh keputusan tidak lockdown, banyak pihak menilai itu adalah taktik dan strategi yang baik. Badan keuangan dunia pun memuji langkah kita, karena perekonomian kita tidak tergoncang secara drastis,” kata Luhut.

Pada kesempatan tersebut, Luhut sekaligus menjelaskan mengenai Desain Pemulihan Ekonomi Nasional, yang difokuskan kepada 3 aspek, yaitu kesehatan untuk penanganan covid-19, pemberian bantuan sosial untuk masyarakat terdampak, serta stimulus ekonomi untuk pemulihan sektor swasta. Total anggaran untuk program PEN ini adalah Rp 695.2 Triliun atau 4 persen dari PDB.