Maya Agrevina Ajak Generasi Millenial Indonesia "Melek Politik" -->

Advertisement

DUKUNG JURNALISME BERKUALITAS DENGAN BERIKLAN DI KABAR BULELENG

Maya Agrevina Ajak Generasi Millenial Indonesia "Melek Politik"

Kalingga
Rabu, 26 Agustus 2020



Denpasar - Bali. Banyak Generasi Millenial enggan untuk terjun berkarier di dunia politik karena menganggap bahwa politik identik dengan korupsi,kolusi dan nepotisme (KKN).


Namun jika kita telisik lebih jauh ternyata politik yang bersih bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil,makmur dan berdaulat.

Lantas bagaimana pedoman terjun ke dunia politik yang baik dan benar?

Pekan ini pada hari Minggu (23/8/2020) pukul 20.00 wita s.d selesai. Komunitas Turun Tangan Regional Bali kembali mengadakan Sharing Online untuk kedelapan kalinya. Sharing Online digelar secara daring di grup whatsaap dengan total peserta 256 orang dari berbagai kalangan. 


Tema yang diusung cukup menarik yakni " Peran Millenial Berkiprah Di Dunia Politik". Komunitas Turun Tangan Bali mendaulat Desak Gede Maya Agrevina,SP atau akrab disapa Maya. Narasumber merupakan politisi millenial dan menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Perwakilan Wilayah  Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Bali. Acara dimoseratori oleh Ni Nengah Anggi Febby Antari dari Turun Tangan Regional Bali. 

Menurut data tahun 2018 anak muda saat ini hanya sedikit yang membaca literasi mengenai politik. padahal, suara millenial sangat menentukan nasib Bangsa Indonesia.Karena ada 55% suara millenial yang dapat mempengaruhi hasil pemilu 2019 lalu.Untuk menjadi millenial yang melek politik, tidak harus masuk ke partai politik. Tapi yang paling pertama dilakukan adalah tetap tanggap terhadap isu sosial politik.

"Jika kemudian merasa ingin masuk partai politik, silahkan melihat, kira-kira partai apa yang sesuai dengan minat teman - teman.Hal yang jelas, pemuda itu harus banyak membaca agar mengetahui lebih banyak hal. Banyak berdiskusi atau berpendapat dan apa yang sudah di diskusikan hendaknya di tuliskan, karena jika sudah menulis, tulisan itu akan abadi" ungkap Maya Agrevina.

Lanjut Maya Agrevina, "Kemudian, menjadi pemuda harus berani, berani keluar dari zona nyaman, berani berpendapat, berani berkreasi dll. berani saja tidak cukup, melainkan harus dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan dasar yang kuat sehingga saya menyebutnya harus cerdas.dan semua itu tidak akan lengkap, jika pemuda tidak peduli.Peduli akan lingkungan, peduli akan sesama dan peduli terhadap bangsa dan negara" tandas wanita kelahiran 12 Mei 1993 ini.

Banyak hal sebenarnya yang bisa didapatkan jika masuk kedalam partai politik. Karena lingkupnya sosial dan luas.Tergantung dari apa alasan kita masuk kedalam parpol.

"Kalau saya dulu harus berpikir panjang untuk akhirnya memutuskan masuk kedalam kepengurusan partai politik. Apalagi saat itu usia saya paling muda khususnya di Bali.Selanjutnya saya juga pernah mencoba untuk menjadi Calon Anggota Legislatif pada tahun 2019 melalui PSI,saya mendapatkan banyak pengalaman disana  terutama bertemu dengan masyarakat dan mengetahui realita politik di lapangan.Untuk menjadi seorang caleg, dengan jalur yang benar, sebenarnya kita hanya perlu modal sosial yang real!ayolah, kita sudahi politik uang yang selama ini terjadi" tegas eks fungionaris GMNI Denpasar ini.

Maya menambahkan, "Untuk mengatasi ini, kita perlu kerja nyata dan itu  tidak muda untuk digapai saat usia yg masih sangat muda.Tapi jangan berkecil hati, proses itu akan membentuk kita pada akhirnya" tandas Ketua Komunitas Kampung Ilmu 2013-2015 itu.

Diakhir sesi penyampaian materi Maya Agrevina mengutip kata-kata dari aktivis  Soe Hok Gie.
"Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor.Lumpur-lumpur yang kotor.Tapi suatu saat dimana kita tidak dapat menghindari diri lagi maka Terjunlah!"

"Dalam akhir materi saya,saya mengutip kata kata dari Soe Hok Gie.Benar, bahwa Politik  itu adalah barang yang paling kotor.Tapi Jika kita tidak bisa menghindar, MAKA TERJUNLAH!!!Kita sebagai generasi penerus yang harus terjun, rela berkotor kotor untuk membersihkan.tidak mudah dan tidak instan pastinyaa. Tapi saya percaya keniscayaan"imbuh alumni Universitas Udayana mengakhiri materi.

Para peserta sharing online pun diberikan waktu untuk bertanya kepada narasumber terkait materi.Tak tanggung-tanggung pertanyaan yang dilontarkan begitu antusias.

Acara sharing online Turun Tangan Bali  ini turut dihadiri relawan Partai Solidaritas Indonesia, fungisionaris PSI Bali dan Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bali yakni Grace Anastasia Surya Widjaja. (red/Dhani)