Jakarta. Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menilai program pemerintah dengan memperbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau charging station untuk electric vehicle (EV) di Indonesia merupakan langkah tepat untuk menjadi solusi terhadap over supply listrik yang kini tengah dialami Indonesia.
“Dimana over supply kita kan udah lebih dari 50%, jadi penyerapan daripada listrik itu sangat-sangat penting dan salah satu hal yang ingin kita dorong adalah dengan adanya EV, dan tentu EV ini harus disandingkan dan harus ada berbarengan dengan charging station-nya karena tanpa charging station enggak mungkin bisa anbil dalam hal ini,” jelas Dyah saat Parlementaria ditemui usai kunjungan spesifik Komisi VII ke PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sekaligus meresmikan 9 SPKLU di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Semarang, Jumat, (9/12/2022).
Dyah mengapresiasi langkah PLN dalam mendorong pemanfaatan energi bersih salah satunya dengan mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Dengan mulai digalakkannya program transisi energi ini, diharapkan dapat menjadi satu upaya dalam menekan emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan penggunaan energi yang lebih bersih.
Diketahui, 9 unit SPKLU tersebut sebelumnya telah digunakan pada KTT G20 di Bali.
Baca Juga: Kembali Pemkab Buleleng Raih Prestasi Anugrah Meritokrasi Tahun 2022
“Kita berharap bahwa electric vehicle ke depannya bisa lebih berdaya saing karena pada dasarnya nilai positif sangat banyak dari segi penurunan emisi karbonnya, dari segi bahwasanya ini lebih ramah lingkungan, dari segi ini bisa mengatasi permasalahan over supply, lalu kemudian ini bisa menjadi alternatif, dan mudah-mudahan ke depannya di pasar sektor transportasi bisa semakin berdaya saing, bisa bekompetisi dalam hal ini. mudah-mudahan bisa semakin lancar ke depannya,” harapnya.
Meski demikian, Dyah menjelaskan untuk mendukung program ini, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mulai mengembangkan baterai EV sendiri, sehingga tidak perlu melakukan impor.
Dyah menilai, harusnya dengan sumber daya yang ada Indonesia sudah bisa memproduksi bateri EV dalam negeri.( Tim)