Kabarbuleleng.com -- Dalam diskusi akhir tahun yang diadakan Komunitas Jurnalis Buleleng pada Senin, 23 Desember 2024, Penjabat Bupati Buleleng Ir. Ketut Lihadnyana, M.M.A memaparkan berbagai capaian pembangunan daerah yang telah dicapai selama masa jabatannya.
dalam Upaya Penurunan Angka Stunting Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Buleleng mencapai 11%, tertinggi di Provinsi Bali. Namun, upaya intensif pemerintah berhasil menurunkan angka ini menjadi hanya 3,2% pada 2024, menjadikan Buleleng memiliki prevalensi stunting terendah di Bali. Atas pencapaian
ini, Pemkab Buleleng menerima Dana Insentif Fiskal sebesar Rp 17,5 miliar dari pemerintah pusat.
Selanjutnya, menuntaskna Kemiskinan Ekstrem Nol
Kemiskinan ekstrem di Buleleng juga berhasil dientaskan sepenuhnya pada akhir 2023. Dari
10.312 kepala keluarga (KK) miskin ekstrem pada 2022, angka ini berkurang drastis hingga nol berkat berbagai program sosial, termasuk bantuan langsung sebesar Rp 450 ribu per bulan untuk keluarga miskin ekstrem.
Pengelolaan Keuangan dan Digitalisasi
Buleleng menjadi pelopor dalam digitalisasi keuangan daerah di Bali dengan menerapkan Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan meraih predikat terbaik TP2DD Jawa-Bali selama tiga tahun berturut-turut. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat signifikan, dari Rp 433 miliar pada 2022 menjadi Rp 470,8 miliar pada 2024.
Pembangunan Infrastruktur dan Pelayanan Publik
Pemkab Buleleng mengalokasikan 12,29% dari APBD 2024 untuk infrastruktur, termasuk perbaikan jalan sepanjang 52,95 kilometer dan pembangunan fasilitas olahraga. Dalam bidang pelayanan publik, Buleleng kini memiliki Mal Pelayanan Publik (MPP) dengan 187layanan terintegrasi, yang diapresiasi oleh Kementerian PAN-RB.
Begitu pula dalam Upaya Pengentasan Pengangguran, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Buleleng berhasil ditekan hingga 2,06% pada 2024, lebih rendah dari rata-rata provinsi. Hal ini dicapai melalui program pelatihan keterampilan dan fasilitasi kerja di sektor kapal pesiar dan luar negeri.
Ketut Lihadnyana menyatakan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
“Kami optimis, pembangunan Buleleng akan terus berlanjut dengan hasil yang semakin baik di tahun-tahun mendatang”
Di tengah dinamika pembangunan, Penjabat Bupati Buleleng menegaskan pentingnyakeberanian dalam mengambil keputusan, khususnya dalam menangani masalah mendesak seperti banjir.
"Menyangkut masalah banjir, saya langsung turun, bahkan tanpa terkecuali saat hari raya"
ungkapnya. Ia menyebutkan bahwa persoalan utama banjir di Buleleng adalah saluran yang menyempit, yang hanya dapat diselesaikan dengan keberanian dan komitmen seorang pemimpin.
Sebagai langkah konkret, ia telah mengeluarkan SOP yang mewajibkan Dinas Pekerjaan Umum untuk selalu siaga selama musim banjir.
“Tidak ada libur saat banjir, karena pelayanan publik tidak boleh berhenti,” tegasnya.
Tidak hanya infrastruktur, keberanian juga tercermin dalam pengelolaan anggaran. Untuk membangun Buleleng, dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dana Insentif Fiskal menjadi solusi inovatif, terutama untuk mendukung program-program yang tidak tercover oleh APBD.
“Bagi seniman, CSR bisa menjadi alternatif jika anggaran daerah tidak mencukupi,” ujarnya.
Selain itu, langkah tegas juga diterapkan untuk menutup kebocoran keuangan daerah.
“Kita sudah gunakan alat POS untuk memastikan semua pihak yang seharusnya menyetor, benar- benar menyetor,” tambahnya.
Dalam urusan birokrasi, ia menekankan pentingnya pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan baik, tanpa terpengaruh tekanan untuk menyenangkan bawahan. Ia juga menitipkan agar Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dapat dinaikkan sebagai bentuk
apresiasi atas kinerja yang optimal.
Pelayanan kesehatan menjadi perhatian utama, terutama bagi masyarakat miskin. Pelayanan harus dimaksimalkan agar semua masyarakat, tanpa terkecuali, mendapatkan akses kesehatan yang layak. Tidak lupa, bahwa isu-isu global juga harus diperhatikan. Buleleng harus bersiap menghadapi berbagai tantangan global yang berpotensi memengaruhi pembangunan daerah.
“Perubahan hanya akan terwujud jika pemimpin memiliki keberanian untuk bertindak,” pungkasnya, menegaskan bahwa keberanian adalah kunci utama menuju Buleleng yang lebih baik.
Sumber: Notulen Diskusi Akhir Tahun KJB