Mixologi Arak Bali, Antara Kreatifitas, Penguatan Produk Lokal dan Dukungan Pemerintah -->
Minggu, 13 Juli 2025

Mixologi Arak Bali, Antara Kreatifitas, Penguatan Produk Lokal dan Dukungan Pemerintah

Kalingga
Sabtu, 21 Juni 2025



KABAR BULELENG -- Kegiatan Kompetisi Mixology Arak Bali menjadi ajang yang ditunggu oleh masyarakat Buleleng dan Bali umumnya.  Antusiasme peserta dari tahun ke tahun peserta dalam Keigatan ini terus meningkat. Hal ini tentu menjadi parameter atas arus Balik generasi muda dalam memanfaatkan potensi lokal yang selalu dipandang negatif.



Ketua DPD PDI Perjuangan Bali yang kini kembali menjabat sebagai Gubernur Bali Wayan Koster saat memebrikan sambutan pada acara ini, menyatakan kebanggaannya bahwa arak Bali kini menggeser minuman alkohol impor yang disajikan di hotel-hotel berbintang dan restoran di Bali. Koster juga apresiasi karena setiap tahun penyelenggaraan lomba Mixology Arak Bali mendapat antusias tinggi.


“Astungkara, setiap tahun jumlah peserta meningkat. Pemenang tidak hanya mendapat prestasi, tapi juga peluang ekonomi nyata,” kata Gubernur Koster Pada Acara Final Mixology Arak Bali 2025 di RTH Taman Bung Karno, Buleleng , pada Jumat (20/06/2025).


Kompetisi final Mixology Arak Bali 2025 menghadirkan 84 peserta dari seluruh Bali, dengan perwakilan setiap kabupaten/kota sebanyak dua finalis, khusus dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Acara ini juga mendapat dukungan besar dari lembaga pendidikan seperti SMK dan LPK Pariwisata, yang memberikan bekal keterampilan nyata kepada peserta untuk berwirausaha di sektor hospitality.


Gubernur Koster menjelaskan, kegiatan Lomba Mixology Arak Bali menjadi ajang unjuk kreativitas generasi muda, tetapi juga bagian penting dalam memperkuat identitas dan keberpihakan terhadap produk lokal unggulan yang dimiliki masing-masing daerah.


Dengan berkembangnya profesi mixology, banyak peserta yang bisa meniti karier sebagai barista, bartender profesional, atau membuka usaha sendiri. PDI Perjuangan sebagai pelopor mixology arak Bali juga akan terus mendukung pertumbuhan industri arak lokal sebagai bagian dari perjuangan ideologi.


Gubernur Koster juga menyampaikan penggunaan arak Bali meningkat drastis di hotel berbintang dan restoran, menggantikan minuman alkohol luar negeri.


Ia juga  menjelaskan, dulu arak Bali dianggap sebagai minuman yang harus diburu dan ditahan. Kini, berkat perjuangan ideologis dan regulasi yang berpihak, Bali telah memiliki lebih dari 65 merek arak Bali dengan kemasan modern, 14 di antaranya bahkan telah menembus pasar internasional melalui Bandara Ngurah Rai dan ekspor ke Tiongkok.


Arak Bali kini telah diakui sebagai minuman tradisional yang sah secara hukum melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.


Gubernur Koster juga menceritakan, ketika hendak berangkat ke Polandia pada 13 Juni 2025 lalu, dirinya menyempatkan diri mampir ke tempat dipajangnya 14 produk arak Bali di Keberangkatan Internasional Bandara Ngurah Rai.

“Dan saya tanya pedagangnya. Kata dia, laku sekali (arak Bali sangat laku, red). Asal datang 100 botol langsung habis. Jadi, sangat diminati karena kemasannya bagus. Rasanya juga enak,” papar Koster.


Dijelaskan, salah satu yang memproduksi arak Bali adalah pelaku usaha dari Buleleng, tepatnya dari Desa Banyuning, Singaraja.


Menurutnya, saat ini produk arak Bali dari Banyuning tersebut bahkan dalam proses ekspor ke Cina.


“Cina memilih arak Bali setelah menguji minuman beralkohol di berbagai negara. Yang dipilih adalah arak Bali. Kan keren,” ujar Koster.


Untuk kebutuhan tersebut, kata dia, pelaku usaha dari Desa Banyuning tersebut dalam satu bulan menghabiskan 4.000 liter arak.


Kali ini DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng Buleleng didaulat sebagai tuan rumah Final Mixology Arak Bali dan Barista Coffee Bali dalam rangkaian peringatan Bulan Bung Karno. 



Dengan berkembangnya profesi mixology, banyak peserta yang bisa meniti karier sebagai barista, bartender profesional, atau membuka usaha sendiri. Wayan Koster menambahkan, PDI Perjuangan sebagai pelopor mixologi arak Bali juga akan terus mendukung pertumbuhan industri arak lokal sebagai bagian dari perjuangan ideologi.


Sementara itu Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng yang juga Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, menjelaskan kompetisi ini menjadi jalan bagi arak Bali untuk semakin dikenal di dunia. 


“Pemerintah pun diharapkan terus bersinergi dan memberikan subsidi kepada petani lokal agar agar terus berkembang,” kata Supit.


Sebagai informasi, Juara Final Mixologi Arak: Juara 1 – I Kadek Suda (13) – Kab. Gianyar – point 272; Juara 2 – I Gusti Agung Agus Indra Satria – Kota Denpasar (2) point 265; Juara 3 – Ketut Agus Wiana (18) – Kab. Karangasem point 261; Juara Harapan I – Putu Windu Edi Arta (4) kabupaten Buleleng point 255;  Juara Harapan II – Putu Ogik Adi Saputra (17) asal Kabupaten Jembrana point 250. (TIM)

Loading