Kabarbuleleng.com Keberadaan Komunitas Semeton Mang Dauh (SMD) Buleleng sudah banyak terdengar dibumi den bukit. Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan, seni budaya dan Olahraga jadi Concern Komunitas ini.
Sehingga, agar tetap menjaga komitment dan program sosial kemanusiaan ini Komunitas SMD menggelar pertemuan rutin dengan Ketua Umum mereka, Nyoman Arya Astawa atau yang akrab disapa Mang Dauh, untuk meminta kejelasan terkait arah langkah dan kiprah organisasi ke depan, khususnya dalam hubungannya dengan DPC PDI Perjuangan Buleleng.
Statemen tersebut terlontar dari pucuk pimpinan SMD yakni Dodi Wijaya, Koordinator SMD Kecamatan Kubutambahan.
“Kami ini kumpulan dengan beragam latar belakang dan warna, sehingga perlu adanya kepastian agar tidak terjadi kesalahpahaman saat kami melaksanakan kegiatan bakti sosial di masyarakat,” ujar Dodi.
Ditegaskan bahwa kesetiaan anggota SMD terhadap Ketua Umum sudah teruji. Menurutnya, para anggota berharap agar kegiatan sosial dan kemanusiaan yang telah dijalankan tidak ditunggangi oleh kepentingan politik praktis.
“Kami tetap menghormati hak politik setiap individu. Itulah adab yang selalu kami junjung tinggi di pasemetonan Mang Dauh,” tambahnya.
Sementara itu, Mang Dauh menyampaikan apresiasi kepada seluruh anggota atas loyalitas dan dedikasi mereka.
“Tiang berterima kasih kepada semua semeton atas kesetiaan dan pengabdiannya. Semoga kita senantiasa dipersatukan dalam langkah kemanusiaan,” ujarnya.
Mang Dauh juga menegaskan bahwa dirinya akan menentukan sikap dengan bijak dan berharap seluruh pihak dapat memahami keputusannya.
“Tiang tidak akan pernah kemana-mana, tapi selalu ada di mana-mana — demi Buleleng yang damai dan lebih baik ke depannya,” tegasnya.
Dukungan terhadap sikap tersebut juga datang dari Gede Sukarya, Koordinator SMD Kecamatan Gerokgak. “Suksma dahat atas jiwa besar Pak Jro. Aksi sosial SMD jauh lebih bermakna dibandingkan kegiatan politik praktis. Ini adalah panggilan jiwa demi masyarakat,” katanya singkat.
Hal senada disampaikan oleh Ngurah, Koordinator SMD Kecamatan Busungbiu. “Mengenai langkah ke depan, marilah kita mengikuti arus seperti air yang mengalir dan menyerahkan semuanya kepada kehendak Ibu Semesta Alam,” ujarnya.
Pertemuan yang berlangsung hangat itu ditutup dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas tuntunan Ida Sang Hyang Maha Pemurah dan Pematut. Suasana kekeluargaan tampak dari kegiatan makan bersama yang penuh canda tawa tanpa sekat dan tanpa embel-embel warna politik.***