Dialog Kebangsaan dan deklarasi AMAN Provinsi Bali Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Untuk Soeharto -->

Advertisement

DUKUNG JURNALISME BERKUALITAS DENGAN BERIKLAN DI KABAR BULELENG

Dialog Kebangsaan dan deklarasi AMAN Provinsi Bali Dukung Pemberian Gelar Pahlawan Untuk Soeharto

Kalingga
Sabtu, 08 November 2025



Kabarbuleleng.com -- Acara Aliansi Mahasiswa Nusantara (AMAN) Mendukung Penuh Pemberian Gelar Pahlawan Untuk  Mantan Presiden Soeharto di Kafe Dekakiang pada Minggu ( Sabtu, 08/11/2025).


"Gelar Pahlawan untuk Pak Harto adalah pengakuan bahwa pembangunan, stabilitas, dan kedisiplinan bukan sekadar kebijakan masa lalu, melainkan fondasi etis dari keindonesiaan - warisan historis yang layak diingat dan diteladani."tegas Zulkipli yang juga Ketua DPP FP2D.



Bahwa tiga progres kepahlawan Soeharto yakni dalam Perjuangan Fisik dalam revolusi dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, peperangan dalam di pertempuran 5 Hari di Semarang 19 Oktober 1945 adalah bukti Kongkrit bahagaimana soeharto mempetaruhkan raganya untuk Bangsa.


Ditambahkan Zulkipli yang juga Ketua LS Vinus Dalam Era kepemimpinan Soekarno Soeharto sukses memimpin operasi Trikora, menjalankan perintah Supersemar dan lainnya.


"Soeharto meninggalkan jejak abadi dalam sejarah Indonesia. Ia membangun bukan sekadar gedung dan jalan, tetapi juga rasa percaya diri bangsa - bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kakinya sendiri."imbuhnya.


"Di bawah kepemimpinan Pak Harto, pembangunan dirancang sebagai strategi jangka panjang berlandaskan disiplin dan keteraturan. Repelita, transmigrasi, swasembada pangan, dan jaringan irigasi desa menjadi wujud visi integral: meneguhkan fondasi kesejahteraan rakyat dalam kerangka nasional yang kokoh."Ujar Salah satu Pemateri yakni Drs. Ketut Muhammad Suharto


"Jika hari ini bangsa Indonesia memberi gelar pahlawan untuk Pak Harto, sesungguhnya itu adalah cermin kedewasaan berbangsa: berdamai dengan sejarah dan mengakui bahwa di tengah masa-masa sulit, pernah ada seorang pemimpin yang meneguhkan arti keteguhan." Ujar Ketua ICMI Buleleng ini.


Menanggapi pertayaan 3 penanya dari Ormawa, ketiga pemateri menanggapi saatnya Gen Z menjadi jembatan sejarah guna rekonstruksi  sebuah format rekosialisasi era orde lama, orde Baru dan reformasi.


" Tidak ada peraihan kekuasaan tanpa pengorbanan seperti kasus romusha diera pendudukan jepang, korban tragedy kelabu Penumpasan G30 S PKI, tragedy kelabu Mei 1998 dan berbagai masalah yang mencederai persatuan dan kesatuan bangsa," tegas Zulkipli dalam menjawab 2 pertanyaan Audiens dari Kampus Undiksha dan Agus dari Aktivis KMHDI.


Menjawab pertanyaan ada beberapa masalah di era pemerintahan di era soeharto. Drs soeharto memaparkan keberhasilan soeharto dalam meningkat ekonomi, sektor pertanian, kestabilan harga, kesehatan dibidang KB, meski 32 tahun disoroti angka KKN yang merebak kedua pembicara tetap fokus pada pola manajemen pemerintahan yang terlalu lama.


Dari tiga pembicara, menyampaikan Kriteria gelar pahlawan nasional di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. 


" Gelar pahlawan buat suharto layak sandangkan guna rekonsiliasi kebangsaan," pungkas Zulkipli diamni Drs Ketut Soeharto yang kenal sebagai budayawan dan seniman asal pegayaman.


Kegiatan ditutup dengan pembacaan Deklarasi kesepakatan persetujuan HM Soeharto sebagai Pahlawan nasional Oleh Ketua Aman Bali Wayan Ahmad Hisam Prasetya***